Cristiano Ronaldo makin enggak jelas saja masa depannya. Padahal, beberapa tahun lalu pemuda harapan bangsa Portugal itu memiliki karier yang luar biasa.
Walau usianya sudah 33 tahun, tapi masih dibeli mahal oleh Juventus dan tetap menggendong timnya untuk meraih gelar. Gajinya juga masih tinggi, masih cukup lah buat beli rumah di PIK.
Namun, kariernya mendadak berubah tahun ini. Bukan karena perusahaannya terimbas COVID-19 lalu kena PHK. Namun karena Manchester United tampaknya yang terlalu bapuk untuk bisa lolos ke Liga Champions. Mau masuk jalur prestasi juga tidak bisa.
Ronaldo pun enggan untuk main di Liga Malam Jumat. Wong julukannya saja “Mr. Champions League”, masak main di Ligmaljum. Gengsi dong.
Dia kemudian ingin pindah dari MU, mencari klub baru yang main di Liga Champions. Namun apa daya, tidak ada yang sanggup membayar gajinya.
Banyak klub pada minder dengan gajinya, apalagi usianya sudah senja bagi pesepak bola. Klub-klub besar juga bukannya tidak mampu, tetapi slot strikernya juga rata-rata sudah penuh.
Padahal, MU masih tetap ingin mempertahankannya bersama pelatih baru Erik Ten Hag. Penampilan MU sangat menjanjikan di bawah arahan Ten Hag saat tampil di laga pramusim.
Namun, Ten Hag tidak ada rencana untuk mendepaknya. Pelatih berkepala botak licin itu tetap ingin memasukkan Ronaldo ke dalam skemanya.
“Kami merencanakan Cristiano Ronaldo untuk musim ini dan hanya itu,” kata Ten Hag, dikutip Liputan6.
“Saya tak sabar untuk bekerja dengannya. Saya telah membaca mengenai kabar dia ingin pergi, tetapi apa yang saya katakan adalah Cristiano tidak dijual, dia ada dalam rencana kami dan kami ingin sukses bersama.”
Jadi, sudah jelas bahwa MU ingin mempertahankan Ronaldo, si anak kesayangan. Sayangnya, Ronaldo masih punya ego tinggi buat tetap main di UCL.